Foto bersama beberapa peserta piknik seru di selasar rumah baca taman alun kapuas, Kamis (01/06)
Tepat
pada tanggal 1 Juni, setiap elemen masyarakat memperingati hari lahir Pancasila
sebagai dasar negara dengan cara yang berbeda. Beberapa masyarakat Pontianak
yang tergabung dari berbagai latar belakang pun ikut menyemarakkan peringatan
tersebut, tetapi dengan cara yang unik dan tidak biasa. Dengan semangat kebersamaan
mereka menggelar acara bertajuk “Piknik Seru” yang merupakan kegiatan untuk
membangun ruang perjumpaan dan interaksi warga lintas latar belakang.
Meski
hujan terus mengguyur bumi khatulistiwa, tetapi mereka tetap antusias dan terus
berdatangan mengisi pelataran rumah baca Taman Alun Kapuas. Ruang perjumpaan
ini memang terlihat sederhana tetapi tidak melunturkan kebahagiaan yang
terpancar dari setiap orang yang hadir, masing-masing saling melempar senyum.
Andy
Yentriyani, satu diantara peserta yang hadir dan termasuk pengagas acara Piknik
Seru menuturkan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk menyatukan kembali
masyarakat yang sempat terpecah karena konflik. “Kita menyimak berbagai masalah
kebangsaan Indonesia yang menunjukkan gejala terpecah-belah. Masyarakat paska
konflik seperti Kalbar rentan dengan ancaman ini. Sebab, perjalanan paska
konflik tidak diikuti penyelesaian tuntas akar masalah dan konsekuensi
konfliknya,” katanya, Kamis (1/6).
Ia
menambahkan, dalam acara Piknik Seru dapat menikmati bersama kota Pontianak dan
Kalbar pada umumnya serta tumbuh karena kontribusi bersama. Kekeluargaan dan
kebersamaan dapat dipupuk dengan kegiatan sehari-hari yang tanpa kita sadari
sehingga keinginan untuk menebarkan kedamaian pun dapat tercipta dengan
sendirinya.
Sebelumnya,
Piknik Seru ini pernah juga dilakukan pada 21 Mei 2017 yang lalu dengan beragam
kegiatan pula. Acara berikutnya turut merayakan hari lahir Pancasila. “Ini
adalah cara kita memperingati hari lahir Pancasila, dasar negara yang
mempersatukan kita. Hari ini, peringatan Pancasila jadi sangat penting
mengingat ada sejumlah pihak yang dengan terang-terangan bermaksud menggantinya,”
papar Andy.
Namun,
ada hal menarik dalam perayaan hari lahir Pancasila di Piknik Seru ini. Tampak
sekelompok orang dengan penampilan yang sama dengan masyarakat pada umumnya
tetapi memiliki bahasa isyarat untuk berkomunikasi. Ternyata mereka yang tergabung
dalam komunitas bahasa isyarat Pontianak turut hadir memeriahkan kegiatan ini. Secara
bersamaan mereka menyanyikan lagi Garuda Pancasila dengan bahasa isyarat. Mereka
bernyanyi lagi dan lagi dengan gerakan tubuh yang sudah terlatih sedangkan
sebagai pengimbang suara dilakukan oleh mereka yang memiliki kemampuan berbahasa suara.
Disela-sela waktupun terlihat kelompok ini mengajarkan bahasa isyarat kepada
yang mampu berbicara dengan bahasa suara.
Suasana
tambah semarak dengan adanya permainan yang sudah disiapkan, gelak tawa pecah
seketika. Tak memandang siapa dan dari kalangan apa, semua melebur jadi satu
untuk membentuk hubungan kekeluargaan.
Andy
menceritakan bahwa keikutsertaan komunitas bahasa isyarat dalam Piknik Seru ini
sebagai bentuk kesetaraan sebagai warga negara. “Kawan-kawan disabel juga warga
dan komunitas bahasa isyarat adalah ruang yang menjembatani interaksi dari yang
berbahasa suara dengan non-suara,” paparnya.
Andy
berharap melalui Piknik Seru ini dapat merekatkan menyatukan masyarakat dan
membangun ketahanan warga terhadap isu serta pemikiran yang dapat memecah
belah. Acarapun diakhiri dengan buka puasa bersama.
Penulis
: Isa Oktaviani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar